Laman

Kamis, 19 Agustus 2010


VIVAnews - Presiden Israel, Shimon Peres, menggelar acara buka puasa bersama (iftar) bersama korps diplomatik asing dan para pemuka masyarakat di rumah dinasnya di Yerusalem, 17 Agustus 2010.
Menurut laman harian The Jerusalem Post, ketika memberi sambutan dalam acara iftar, Peres menyerukan agar pemerintah dan masyarakat turut menghormati hak-hak etnis Arab sehingga mereka bisa mendapat perlakuan yang sama dengan orang-orang Yahudi.
Peraih Nobel Perdamaian 1994 itu juga menyerukan pentingnya perdamaian dan upaya melanjutkan perundingan antara Israel dan Palestina. Sambutan itu hampir persis dengan yang dilontarkan Peres tahun lalu.
Namun, berbeda dengan tahun sebelumnya, acara buka puasa itu disambut pula dengan demonstrasi di seberang rumah Peres. Sebanyak 40 demonstran meneriakkan kemunafikan pemerintah Israel karena, pada hari yang sama, pihak berwenang menggusur suatu kawasan pemukiman Beduin di Desa Al-Arakib, Negev. Ini sudah kali keempat rumah mereka digusur.
Masalahnya, penggusuran kali ini terjadi saat penduduk tengah menunaikan ibadah puasa di bulan suci Ramadan. Para demonstran tidak saja memprotes penggusuran di Negev, namun juga penghancuran rumah orang-orang Arab di kawasan utara dan timur Yerusalem.
Maka, mereka meminta para undangan iftar untuk mempertanyakan praktik diskriminasi dan rasisme pemerintah Israel itu kepada Peres. "Di satu sisi kamu menjamu orang-orang Arab [para undangan], di sisi lain kamu menghancurkan rumah-rumah mereka," teriak para demonstran.
Saat ditanyakan oleh wartawan atas masalah itu, Peres menyatakan bahwa sudah waktunya masalah kaum Beduin diselesaikan dan pemerintah harus merancang kebijakan yang layak ketimbang terus menghancurkan rumah-rumah mereka.
Iftar di rumah Peres itu dihadiri para cendekiawan, tentara, dan para pemuka masyarakat, serta ulama di Israel. Turut hadir adalah Duta Besar (Dubes) Mesir, Yasser Reda, dan Dubes Afrika Selatan, Ismail Coovada.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar